Analisis Perbedaan Tarif Rumah Sakit dan Tarif INA-CBG’s Pelayanan Rawat Jalan di RSUD Budhi Asih Jakarta Tahun 2015

Hotma Dumaris

Abstract


ABSTRAK Jaminan Kesehatan Nasional yang implementasinya dimulai Januari 2014 membuat perubahan system pembayaran dari Retrospektive Paymant System ke Prospective Payment System dengan tarif INA-CBG’s. Perbedaan tarif INA-CBG’s dan tarif RS menjadi masalah mendasar sehingga RS harus melakukan upaya agar tercapai kendali mutu dan biaya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya yang diambil RS terkait perbedaan tarif rumah sakit pelayanan rawat jalan dengan tarif INA-CBG’s. Metode penelitian dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif .Hasil penelitian menunjukkan bahwa 645(27,1 %) kasus dari total 2384 kasus memiliki selisih negatif dan1739 (72,9%) kasus dengan selisih positif. Rerata tarif RS Rp 221.683 dan rerata tarif INA-CBG’s Rp278.676 dengan rerata selisih tarif Rp56.993. Total selisih tarif Rp135.871.933 atau 25,7% dari tarif RS.Selisih tarif positif ini sangat baik bagi RS dan dapat digunakan untuk peningkatan pelayanan dan pengembangan RS. Klaim obat penyakit kronis diluar tarif paket INA-CBG’s menambah selisih positif menjadi Rp.187.208.274 atau mendapat surplus sebesar 35,42% dari total tarif RS. Komponen tarif RS yang terbesar adalah obat sebesar 37,4%. Pihak manajemen menerapkan upaya efisiensi biaya dari mulai proses perencanaan sampai evaluasi, dengan tetap mengutamakan mutu, mempercepat penyusunan dan implementasi clinical pathway agar pelayanan lebih terstandarisasi dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta sistem remunerasi yang baik yang mencerminkan asas adil dan layak. ABSTRACT There is a fundamental change of hospital’s payment system in Indonesia since the Indonesian National Health Insurance was implemented (January 2014). The former retrospective payment system was changed into prospective payment system with Indonesia Case Base Groups (INA-CBG) as expense base. This change forced hospital to propose a new efforts to adjust the rate difference between the previous hospital-based-tariff system and the latter INA-CBG-based-tariff system in order to assure the health service quality. This study aims to find out hospital’s efforts to adjust the tariff difference between the hospital-based- tariff-system and INA-CBG-based-tariff-system.This is a quantitative as well as qualitative research. There were 2384 cases analyzed, with 645 cases (27.1%) with positive tariff balance and 1739 cases (72.9%) with negative tariff balance. Tariff differences was Rp. 135.871.977 (27.5% of the total hospital tarif). Average hospital tariff was Rp. 221.683, while the average INA CBG’s tariff was Rp. 278.676 and average difference was Rp 56.993. Hospital claim for chronic disease, which was not included in INA-CBG’s list, increased the positive balance to Rp. 187.208.274 (35,42% of hospital total tariff). Medication became the biggest part of the hospital cost (37.4%). The hospital’s management had worked efficiently to control the cost and assure the quality. Cost-efficiency-efforts as well as good remuneration system had been implemented from planning to evaluation. Hospital had to arrange and implement the clinical pathway as a standardization as well as quality control. 

Keywords


hospital’s tariff; INA-CBG’s tariff; efficiency; quality; remuneration

Full Text:

PDF

References


(1) Blocher, Chen, Lin (2001). Manajemen Biaya Dengan Tekanan Strategik, Salemba Empat, Jakarta

(2) Firmanda, D. (2015). Penyusunan Clinical Pathway, disampaikan pada seminar Clinical Pathway dalam kerangka implementasi INA-CBG’s di Ruang Apung Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, Depok, 26 Februari 2015.

(3) Firmansyah.T. (2014). Analisis Selisih Tarif RS Dengan Tarif INA-CBG Parawatan Bayi Prematur Di NICU RSBA Harapan Kita Tahun 2013, Tesis, 2014, Depok.

(4) Fitri, D (2014). Analisis perbedaan rata-rata biaya dan mutu pelayanan tindakan section caesaria dengan pola pembayaran FFS dan INA-CBG’s, Tesis, 2014, Depok.

(5) Gani, A. 1996. “Analisis Biaya Rumah Sakit Makalah Seri Manajemen Keuangan Pelayanan Kesehatan, Jakarta

(6) Hartono, B. (2005). Tarif Pelayanan dalam Manajemen Pemasaran Untuk Rumah Sakit, Rineka Cipta, Jakarta.

(7) Hosizah. (2013). Case Mix Upaya Pengendalian Biaya Pelauanan Rumah Sakit di Indonesia diunduh pada http://www.esaunggul.ac.id/article/case-mix-upaya-pengendalian-biaya-rumah-sakit-di-indonesia.

(8) Hukumonline. (2014). Tarif Program JKN Masih Dikeluhkan, diunduh dari http://m.hukumonline.com/berita/baca/lt530426be9c7cd/tarif-program-jkn-masih-dikeluhkan

(9) Kebijakan Kesehatan Indonesia. (2012). Kebijakan Pembiayaan Kesehatan, http://www.Kebijakan kesehatan Indonesia.net/337-kebijakan-pembiayaan-kesehatan.

(10) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1165/Menkes/SK/X/2007 tentang Pola Tarif Rumah Sakit Badan Layanan Umum. Jakarta.

(11) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. Jakarta.

(12) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional.

(13) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Bahan Paparan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta.

(14) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 328/Menkes/SK/VIII/2013 Tentang Formularium Nasional. Jakarta.

(15) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBG’s). Jakarta.

(16) Murti, B. (2000). Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan, Canisius, Yogyakarta.

(17) Napitupulu, M. (2014). Analisis Kesenjangan Tarif Rumah Sakit Dan Tarif INA CBG untuk tindakan Sectio Caesaria Di Rumah Sakit Swasta Kelas C Tahun 2013. Tesis, 2014, Depok.

(18) Nugrohowati, L. (2013). Studi Kasus Dalam Mengantisipasi BPJS-SJSN: Analisis Tagihan Tindakan Sectio Caesaria Kelas III Rumah Sakit Swasta Hermina Bogor Tahun 2012, Tesis, Depok.

(19) Nurullita. (2013). Kajian Remunerasi Pegawai Negeri Sipil Di RSUD Karawang, Tesis, Depok.

(20) Padmawati, N. (2014). Analisis Perbandingan Antara Biaya Pelayanan Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap Berdasarkan Tarif Rumah Sakit Dengan Tarif INA_CBG Pada Program Jaminan Kesehatan Nasional Di RSU Zahirah Bulan Pelayanan Januari Hingga Mei 2014, Skripsi, Depok.

(21) Manajemen Rumah Sakit. (2014). Permasalahan dalam Pelaksanaan JKN di diunduh dari manajemenrumahsakit.net/2014/01/permasalahan-dalam-pelaksanaan-jkn.

(22) Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. (2012). Peraturan Gubernur Propinsi DKI Jakarta No 165 tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan BLUD.

(23) Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. (2012). Peraturan Gubernur No 174 tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Remunerasi bagi pegawai RSUD dan RSKD.

(24) Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. (2014) Peraturan Gubernur Propinsi DKI Jakarta No 207 tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja Daerah

(25) Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. (2013). Peraturan Gubernur No 176 tahun 2013 tentang Gaji Pegawai Bon PNS Tetap RSUD dan RSKD yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD.

(26) Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta.

(27) Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Jakarta

(28) Republik Indonesia. (2013). Peraturan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan. Jakarta.

(29) Republik Indonesia. (2014). Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. Jakarta.

(30) Sulastomo. (2002). Asuransi Kesehatan Sosial, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

(31) Thabrany. (1998).Penetapan Simulasi Tarif Rumah Sakit, disampaikan pada Pelatihan RSPAD November 2008. Jakarta.

(32) Thabrany.H (2014). Jaminan Kesehatan Nasional. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

(33) Trisnantoro, L. (2009), Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen Rumah Sakit, Yogyakarta: Gajah Mada University Press

(34) Wibowo, A. (2014). Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.7454/arsi.v3i1.2209

Refbacks

  • There are currently no refbacks.